Selasa, 23 Oktober 2012

Pendidikan di Indonesia

*

Pendidikan adalah tugas negara yang paling penting dan merupakan kunci bagi bangsa yang ingin maju dan unggul dalam persaingan global. Syarat dasar bagi terbentuknya peradaban yang lebih baik yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Menurut saya tentang pendidikan di Indonesia, belum tercapai sesuai tujuan yang diharapkan dan diprogramkan pemerintah, dikarenakan sistem pendidikan kita sering berubah-ubah.
Realitas pendidikan di Indonesia masih memiliki banyak masalah dan jauh dari harapan, bahkan jauh tertinggal dari Negara-negara lain. Pendidikan di Indonesia saat ini masih belum bisa di nilai maksimal. Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dengan adanya tujuan pendidikan yang ada, apakah tujuan pendidikan sudah dapat dirasakan bagi peserta didik ataukah belum?
Menurut saya, Pendidikan di Indonesia pada saat ini bukan untuk mencerdaskan bangsa, akan tetapi hanya mendidik individu agar memiliki ketajaman otak atau kemampuan berpikir (membuat orang menjadi pandai saja). Sementara itu, pendidikan watak dan karakter sangat diabaikan, sehingga terjadi kemerosotan moral dan etika di tengah kehidupan masyarakat Indonesia seperti banyak pelajar yang melakukan tawuran, narkoba, free sex dll. Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain rendahnya kualitas guru, mahalnya biaya pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan yang kurang memadai dan lain sebagainya.
Memang benar, pendidikan saat ini sangat memprihatinkan, bahkan pendidikan di Indonesia saat ini dapat dikatakan gagal. Hal ini terlihat dari begitu tingginya tingkat pengangguran di Indonesia. Kini para pengangguran bukan hanya para pengangguran yang tidak berpendidikan tinggi, namun banyak juga para pengangguran yang mengenyam pendidikan tinggi. Di saat pendidikan di Indonesia dianggap mengalami kegagalan, sebagian besar masyarakat sibuk menyalahkan pemerintah. Benarkan kegagalan ini merupakan kesalahan pemerintah sepenuhhnya?
Menurut saya itu tidak benar. Jika masyarakat menilai bahwa pemerintah sudah gagal mencapai tujuan pendidikan, mengapa sebagai warga masyarakat yang baik, kita tidak berusaha untuk ikut andil dalam memperbaiki kegagalan-kegagalan pendidikan yang telah terjadi? Andai saja masyarakat juga ikut andil untuk membebaskan Indonesia dari kegagalan pendidikan, saya kira kegagalan akan mulai berkurang.
Pendidikan memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia agar tidak kalah bersaing dengan Sumber Daya Manusia di negara-negara lain. 

Senin, 15 Oktober 2012

Situs Jaringan Facebook

*

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi masa kini tak dapat dibendung lagi. Teknologi merupakan suatu sarana yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dalam rentang waktu yang terbilang sangat  singkat, kemajuan teknologi bisa terlihat sangat jelas. Misalnya, HP sebagai alat komunikasi, dan pada saat ini kita dapat mencari informasi lebih cepat melalui internet. Kemajuan teknologi ini membawa banyak dampak terhadap berbagai aspek kehidupan di dunia.
Pada zaman modern seperti saat ini, sudah tidak asing lagi bagi kita tentang adanya internet dan berbagai jaringan situs pertemanan melalui dunia maya. Misalnya; Facebook, Twitter, Blogger, wordprees, dan masih banyak lagi. Untuk sekarang, saya hanya akan membahas tentang Facebook saja. Siapa yang tidak mengenal Facebook pada zaman ini? Tidak hanya digunakan oleh kaum remaja dan dewasa saja, bahkan anak-anak yang masih dibawah umur saja sekarang sudah mempunyai akun Facebook.
Bayangkan, betapa kentalnya pengaruh Facebook di lingkungan sekitar kita. Saya berfikir, apakah berguna bagi anak yang masih dibawah umur memiliki akun Facebook? Bukankah, sudah sering kita mendengar banyak kasus kriminal yang terjadi akibat Facebook? Apakah Facebook berguna untuk kita? Sejujurnya, situs pertemanan Facebook ini cukup penting untuk kita. Facebook sebenarnya juga bisa dibilang hanya sebagai alat untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain, untuk  berbagi ilmu ataupun pengalaman-pengalaman, bisa juga untuk mencari teman-teman kita di sekolah dahulu atau bahkan mencari nafkah melalui Facebook . Banyak manfaat yang kita peroleh dari Facebook. Tapi mungkin sekarang orang salah sedikit mengerti tentang arti facebook itu sendirinya.
Apakah kita pernah melihat dampak negatifnya? Misalnya, kriminalitas yang meningkat seperti yang kita tahu bahwa pada saat sekarang ini banyak berita yang memberitakan banyaknya orang hilang, akibat bertemu dengan seseorang yang belum kita kenal melalui Facebook. Rata-rata yang hilang adalah para gadis ABG. Banyak orang tua yang mengeluh akibat kehilangan anaknya. Kondisi seperti ini sangatlah memprihatinkan.
 Lalu dampak negatif yang lainnya adalah pencemaran nama baik. Selain itu juga dapat mengakibatkan kecanduan Facebook yang tidak bagus, seperti saja sebagian Mahasiswa pada saat ini, mereka lebih mementingkan membaca status Facebook daripada harus membaca buku pelajaran mereka.
Saya tidak menyalahkan adanya Facebook, karena saya sendiri memiliki akun Facebook. Tetapi, jika kita terlalu banyak dalam pemakaian Facebook, dapat berakibat fatal bagi diri kita sendiri. Kita tidak bisa menyalahkan mengapa Facebook itu harus muncul. Yang harus kita salahkan adalah orang-orang yang mengambil kesempatan yang jahat melalui Facebook. Jadi, menurut saya, penting atau tidaknya Facebook, dan buruk atau tidaknya Facebook itu tergantung kepada individu masing-masing.
Sebenarnya hal-hal negatif seperti itu dapat kita hindari, misalnya jangan mudah terpengaruh rayuan orang lain, tidak menampilkan foto yang di rasa kurang sopan, lebih berhati-hati dalam berkomunikasi dengan orang lain, apabila diajak bertemu dengan orang yang belum kita kenal sebaiknya jangan dihiraukan dan lain sebagainya. Semoga bermanfaat .^-^.

Rabu, 10 Oktober 2012

APAKAH NILAI PANCASILA MASIH DITERAPKAN DI INDONESIA?

*
Pada hakikatnya Pancasila adalah dasar negara dasar Republik Indonesia yang secara resmi dan menjadi kesepakatan nasional sejak diresmikan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Perumusan Pancasila sendiri juga digali dari hasil pemikiran maupun renungan jiwa para pendiri bangsa Indonesia. setiap warga negaranya wajib untuk selalu mematuhi dan melaksanakan setiap nilai yang ada dengan semestinya.
Perkembangan kehidupan kenegaraan Indonesia mengalami perubahan yang sangat besar terutama berkaitan dengan gerakan reformasi. Pada era reformasi ini banyak kalangan yang membincangkan kembali relevansi Pancasila dengan kondisi bangsa saat ini yang tengah krisis akan jati dirinya. Apakah nilai pancasila saat ini masih di terapkan di Indonesia?
Jika nilai pancasila masih di terapkan di Indonesia, mengapa konflik dan kekerasan berbasis agama seolah telah menjadi pemandangan yang biasa di Indonesia? Realitas ini dapat disimak dari banyaknya konflik di Indonesia ini akhir-akhir ini semisal penyerangan terhadap jemaat Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, Banten; kerusuhan dan perusakan Gereja di Temanggung Jawa Tengah; serta pembakaran pondok pesantren Syi’ah di Sampang Madura.
Maraknya konflik dan kekerasan berbasis agama menandakan bahwasannya nilai-nilai kebhinnekaan di negeri ini mulai memudar. Padahal, kebhinnekaan merupakan modal sosial yang paling berharga bagi terbentuknya bangsa ini. Nilai- nilai Pancasila kini mulai terpinggirkan dan mungkin saja akan tergantikan dengan ideologi lain. Hal ini tidak akan terjadi bila semua pihak dan segenap bangsa, konsisten mengamalkan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen sebagai dasar negara dan sebagai sumber hukum positif yang berlaku di Indonesia.
Dengan majunya sistem informasi dan komunikasi, generasi bangsa juga mulai melupakan urgensi Pancasila. Kita tidak lagi memikirkan jiwa keadilan sosial dan kesejahteraan sosial yang menjadi salah satu nilai yang terkandung dalam Pancasila. Korupsi, kolusi, dan nepotisme kini telah menjadi kebiasaan di Negara kita. Banyak hal-hal yang dulunya tabu kini telah menjadi suatu hal yang biasa, karena kita tidak mau lagi mengkaji dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Padahal, Pancasila merupakan kekayaan yang berharga bagi bangsa Indonesia. Maka dari itu sungguh sangat sayang apabila ditinggalkan. Akan tetapi fakta berbicara pada kenyataannya, contohnya lagi generasi muda saat ini lebih tertarik dengan kehidupan gaya Barat. Problem ini dikhususkan bagi kalangan pelajar terutama mahasiswa sebagai calon pengganti pemimpin bangsa di masa yang mendatang. Hendaknya kita sebagai mahasiswa selalu menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila.
Adapun usaha kita sebagai mahasiswa untuk menjunjung tinggi nilai pancasila, antara lain :
1.     Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayanya.
2.    Tidak semena-mena terhadap orang lain.
3.    Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
4.    Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan bernegara.
5.    Cinta Tanah Air dan Bangsa.
6.    Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
7.    Tidak bersifat boros.
8.    Tidak bergaya hidup mewah, dan sebagainya.
Semoga para generasi penerus bangsa bisa mengamalkan nilai-nilai Pancasila sedini mungkin dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan tercipta kehidupan yang harmonis diantara masyarakat Indonesia.


Ancaman Radikalisme bagi Bangsa Indonesia

*
Radikalisme dapat diartikan sebagai keinginan untuk mencapai suatu perubahan mendasar secara drastis, bahkan bila perlu menggunakan jalan kekerasan atau pembalasan akibat ketertindasan, karena tidak menemukan cara lain yang lebih adil. Di Indonesia saat ini terdapat ribuan Organisasi masyarakat  yang memiliki faham radikal dan bahkan menentang Pancasila sebagai ideologi Negara. Kasus peledakan bom di berbagai daerah di Indonesia yang mengatasnamakan “jihad” hingga isu pembentukan Negara Islam di Indonesia yang biasa dikenal dengan gerakan NII  dengan memberlakukan syariat Islam kerap diberitakan di berbagai media massa.
Faham radikal ini tak lepas dari pengaruh globalisasi. Kejadian-kejadian tersebut tentu saja meresahkan masyarakat yang menginginkan kehidupan aman, tentram, tanpa adanya rasa was-was akibat  tindakan yang tidak manusiawi tersebut. Bagaimana tanggapan pemerintah megenai hal ini? Apakah tidak ada usaha  pemerintah dalam menangani kasus radikalisme agama mulai dari akarnya?  Apakah Pancasila juga sudah tidak lagi menjadi falsafah dan pandangan hidup bangsa?
Apapun alasannya, tindakan radikalisme harus dicegah dan dilawan bersama oleh pemerintah dan masyarakat, karena dapat menjadi ancaman serius bagi kedaulatan bangsa. Dalam hal ini diperlukan ketegasan dari pemerintah dalam menyikapi isu radikalisme yang berkembang, dimulai dari kontrol terhadap organisasi, ormas, dan bahkan partai yang henadak melakukan radikalisme di Indonesia.
Untuk menghentikan berkembangnya paham radikal yang mengusung terorisme, seluruh komponen masyarakat harus bekerjasama, tidak hanya melakukan pencegahan, tapi juga melakukan pendekatan secara persuasif terhadap mereka yang memiliki paham radikal. Hal ini juga tentunya menjadi tugas kita semua  untuk meluruskan makna jihad secara benar agar sesuai dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. Sudah sepatutnya pemerintah dan masyarakat menyadari pentingnya nasionalisme dan nilai luhur Pancasila agar dihidupkan kembali dan supaya bangsa ini memiliki pandangan dan cita-cita yang sama dan jelas.
 

cursor

Free Heart Bow Arrow Cursors at www.totallyfreecursors.com

HeZtiEnd_PhoeNya ^_^ Copyright © 2010 Designed by Rinda's Template Inspirated by Ipietoon