Ku awali perjalananku dengan ilmu, talenta,
keyakinan dan harapan. Saat itu pula aku mulai berkarya. Aku memilih tantangan hidup. Aku berfikir dan bertindak untuk diriku
sendiri demi menciptakan masa depan yang lebih baik. Berjalan menuju
pintu kehidupan walaupun halangan dan rintangan telah menunggu seiring langkah
kakiku. Tapi semua itu tak pernah membuatku jera dan selalu menggantungkan semua
cita-citaku setinggi langit, berharap agar kelak hidupku menjadi lebih baik.
Tetapi apakah hidup ku bisa demikian? Akankah masa depan akan indah? Akankah masa depan sama
dengan yang ku harapkan?
Ombak besar dan ombak kecil,
begitulah perumpaman yang selama ini mendarah daging di dalam benakku. Aku
sebagai ombak kecil yang hanya bisa mengagumi ombak besar. Sebagai perumpamaan,
ini adalah cerminan dari kehidupanku. Aku merasa minder dengan kemampuan yang
ku miliki. Selalu mengangap diriku lemah dan banyak kekurangan.
Memang hidup ini tidak sedatar layar televisi, juga tidak
sedatar kaca jendela. Hidup penuh dengan liku-liku. Demikian pula masa depan kita penuh suka dan duka.
Bila kita melihat masalah tersebut sebagai sebuah keindahan. Maka hidup kita akan indah, tetapi bila kita melihat masalah sebagai penderitaan, maka hidup ini terasa penuh beban hidup.
Bila kita melihat masalah tersebut sebagai sebuah keindahan. Maka hidup kita akan indah, tetapi bila kita melihat masalah sebagai penderitaan, maka hidup ini terasa penuh beban hidup.
Ku ingin terbang bebas seperti layang layang.
Melewati jembatan layang. Menghantarkanku ke arah masa depan yang baik. Masa depan
penuh ketidakpastian, maka harus diikhtiarkan. Ikhtiar saja tidak ada jaminan,
maka butuh keahlian. Jaminan tidak akan membawa ketentraman, maka butuh
kesabaran. Kesabaran saja tidak mengantarkan ketujuan, maka butuh cara baru dan
inovasi baru yang datang kemudian. Kesungguhan dan keyakinan adalah penopang
utama keberhasilan.
Apa keunggulanku, ku harus tahu dan
dimana kelebihanku ku harus menerima. Setiap kekurangan ku terima tanpa rasa
malu dan setiap kelemahan ku terima tanpa merasa tersiksa. Tidaklah mungkin manusia hidup tanpa menghadapi masalah dan
kesedihan. Dan tidak ada pula manusia yang dilahirkan dalam bentuk “PERFECT”.
Sepintar-pintarnya, setampan-tampannya, atau secantik-cantiknya seseorang, pasti tetap memiliki kecacatan.
Tetapi sekarang aku mulai
sadar bahwa dengan memahami jati diriku sebenarnya, menjadikanku lebih percaya
diri akan kemampuan yang miliki selama ini. Kesadaran tersebut memberikan daya
dorong yang luar biasa bagiku dan membuat hidupku lebih optimis demi menapaki
tangga kesuksesan. Dan prinsip yang harus saya pegang yaitu:
1. bahwa saya adalah saya, bagaimana pun keadaan
fisik, psikis, emosi, dan finansial saya, saya tetaplah saya.
2. saya siap menghadapi tantangan dengan hati yang
lapang. Tidak ada rasa ragu dan takut.
3. saya sadar bahwa untuk bisa bertahan hidup di
tengah-tengah perubahan, saya perlu mengikuti perubahan di lingkungan internal
(hati dan pikiran) serta eksternal (pekerjaan dan proses pembentukan diri).
Dan perlu di ingat, bahwa kesuksesan,
kesejahteraan dan kebahagiaan seseorang tergantung pada orang itu sendiri. Jika
orang lain bisa sukses, mengapa aku tidak? Dan aku yakin bahwa “dimana ada
kemauan, disitu pasti ada jalan”.