HAM (Hak
Asasi Manusia) adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal
dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.
HAM Sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa, bersifat kodrati, universal dan abadi, berkaitan
dengan harkat dan martabat manusia. Sebagai warga negara yang baik
kita harus menjunjung tinggi nilai HAM tanpa membeda-bedakan status, golongan,
keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.
Melanggar
HAM merupakan suatu hal yang bertentangan dengan hukum yang berlaku di
Indonesia. Hak Asasi Manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus
permasalahan seputar Hak Asasi Manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran HAM di
Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan atau tuntas sehingga
diharapkan perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah yang
lebih baik. Salah satu contoh pelanggaran HAM di Indonesia adalah berupa kasus
bom Bali.
Tragedi bom Bali I yang
merenggut 202 nyawa dan 209 lainnya cedera, tidak hanya dari Indonesia, tapi
juga dari negara lain. Korban terbanyak adalah warga Australia yang sedang
berlibur di Bali. Hal ini juga sempat membuat hubungan Indonesia dengan
Australia retak karena pemerintah kita tak kunjung berhasil mengeksekusi mati
pelaku peledakan bom di Bali tersebut.
Sebenarnya, orang-orang yang terlibat dan
sudah dihukum dalam kasus bom Bali I adalah korban yang sia-sia. Mereka adalah
orang-orang yang sebenarnya tidak bersalah namun dipaksa untuk mengakui
perbuatan yang sebenaranya tidak mereka lakukan. Pelaku
dari bom Bali I sebenarnya tidak akan pernah dapat diungkapkan, karena menurut
saya pelaku yang sebenarnya adalah bukan orang Indonesia.
Beberapa waktu sebelum meledaknya bom Bali
I, Menteri Pertahanan Amerika Serikat pernah mengeluarkan pernyataan bahwa
Indonesia adalah tempat yang paling potensial sebagai tempat bersembunyinya
teroris. Pernyataan ini langsung dibantah secara keras oleh Presiden RI yang
waktu itu dijabat oleh Ibu Megawati Soekarno Putri. Beliau menyatakan, bahwa
Indonesia tidak pernah bersahabat dengan teroris. Teroris tidak akan pernah
dapat bermukim dengan tenang di Indonesia. Untuk membuktikan bahwa pernyataan
Menteri Pertahanan Amerika Serikat itu benar, maka Amerika mengirimkan
orang-orangnya ke Indonesia untuk meneror bangsa Indonesia dengan bom yang maha
dahsyat yaitu di daerah Bali. Siapakah sebenarnya pemilik
bom jenis ini? Apakah mungkin seorang Imam Samudra atau para tersangka lain
memiliki bom jenis ini?
Jika Imam Samudra adalah benar pelaku bom
Bali I maka tidak akan pernah ada manusia sebodoh Imam Samudra yang sepertinya
dengan sengaja meninggalkan KTP nya di TKP. Bayangkan jika anda seorang
pencuri, mungkinkah anda tinggalkan jejak anda di rumah orang yang anda curi.
Apalagi ini jelas jejak yang sangat akurat, KTP. Saya rasa tidak ada orang yang
akan melakukan hal sebodoh itu. Jika Imam Samudra adalah seorang teroris maka
sudah barang tentu Imam Samudra tak akan melakukan hal seceroboh itu dengan meninggalkan
KTP nya di TKP. Mungkinkah KTP terjatuh dari dalam dompet sementara dompetnya
tidak? Mungkinkah Imam Samudra masuk ke Sari Club dan memasang bom di dalamnya?
Saya yakin dan percaya Imam Samudra adalah
orang Islam yang taat beragama. Tidak mungkin membawa bom ke dalam Sari Club. Setelah
saya berpikir, saya lebih sependapat dengan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang
menyatakan bahwa pelaku pemboman itu adalah CIA (Central Intelligence Agency). Tidak mungkin orang Indonesia memiliki bom jenis TNT kala
itu. Orang Indonesia kala itu hanya mampu membuat bom rakitan yang ledakannya
cuma bisa ngagetin kuda. Tidak mungkin dapat mengejutkan dunia. Jadi jelaslah
sudah bahwa para pelaku yang sudah dihukum bukan pelaku yang sebenarnya.
Lalu mengapa kepolisian RI menangkap dan
menjebloskan Imam Samudra ke dalam penjara? Apakah hal ini dilakukan
semata-mata untuk sekedar menyelamatkan muka Indonesia dari pandangan miring Internasional.
Jika Indonesia tidak dapat mengungkap kasus ini secara cepat, bayangkan, betapa
malunya pemerintah kita jika tidak dapat mengungkapkan kasus ini. Mungkin
karena itu semua maka dicarilah seorang kambing hitam yang paling pantas untuk
dituduh sebagai pelaku. Tapi sialnya, pemerintah Indonesia terpengaruh oleh
pengaruh Amerika yang sangat kuat bahwa teroris pastilah orang Islam. Maka
ditangkaplah Imam Samudra yang kebetulan KTP nya ditemukan di TKP. Hal ini sangat tidak sesuai dengan
HAM yang ada di Indonesia
Untuk
mengatasi kasus yang terjadi tersebut, menurut saya seharusnya perlu penyelesaian terhadap berbagai
konflik di tanah air yang telah melahirkan berbagai tindakan kekerasan yang
melanggar Hak Asasi Manusia, baik oleh sesama kelompok masyarakat yaitu dengan cara
menyelesaikan akar permasalahan secara terencana, adil, dan menyeluruh. Hukum di
Indonesia harus ditegakkan, sistem peradilan harus berjalan dengan baik dan
adil, para pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban tugas yang dibebankan
kepadanya dengan memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat
pencari keadilan, memberikan perlindungan kepada semua orang dalam rangka
menegakkan hukum. Selain itu, perlu adanya kontrol dari masyarakat dan
pengawasan dari lembaga politik terhadap upaya-upaya penegakan Hak Asasi Manusia
yang dilakukan oleh pemerintah.
1 komentar:
Saya rasa penegakannya cukup adil. Bagaimana tidak? Barang bukti yg ditemukan berupa ktp. Pelaku memang sulit dipercaya bila meninggalkan barang bukti berupa ktp, tetapi toh bukan berarti tidak mungkin kan?
Selain itu, apakah ada dasar atau bukti bahwa CIA yg melakukan? Saya rasa jaman skrg ini tidak ada yg tidak mungkin ya, maka saya tidak sependapat dengan pernyataan anda "Tidak mungkin orang Indonesia memiliki bom jenis TNT kala itu". Anda mungkin tidak tahu bahwa di Indonesia ini sudah ada bbrp orang yang pandai merakit bom. Mengenai kata2 anda yg menyebutkan bahwa bomnya org Indonesia cuma bisa "ngagetin kuda", saya rasa itu cukup berlebihan, melihat bahwa kasus2 bom yg terjadi di Indonesia sudah cukup mampu meledakkan sebuah gedung.
Mengenai utusan amerika yg anda sebut:
1. apa pertahanan dan keamanan Indonesia selemah itu hingga bisa dimasuki orang asing sambil membawa bom yang anda katakan mahadasyat itu? Apakah bom sehebat itu sangat sulit terdeteksi?
2. apa motif amerika hingga ia perlu melakukan hal seperti sengaja membom indonesia? apakah ada keuntungan dari pemerintah amerika bila membom indonesia? atau anda mengasumsi bahwa pemerintah amerika cukup "kekanak-kanakan" utk balas dendam?
3. apakah anda punya dasar atau bukti yg kuat selain drpd "asumsi" anda sendiri bahwa utusan amerikalah yg benar2 melakukannya?
Mengenai masalah agama, saya rasa anda dengan jelas terlihat sangat subjektif dengan kalimat2 ini "Saya yakin dan percaya Imam Samudra adalah orang Islam yang taat beragama. Tidak mungkin membawa bom ke dalam Sari Club". Seharusnya anda mampu melihat scr objektif dimana anda tidak melihat dari pribadi orang tersebut, tetapi lebih kepada melihat fakta yg terjadi. Dan lagipula, apakah anda punya dasar yg kuat utk membuktikan bahwa Imam Samudra adalah orang Islam yg taat beragama? Apakah anda punya mata yg bisa mengawasinya 24jam Imam Samudra? Mungkin saja taat beribadah hanyalah sebuah formalitas agama yg digunakan utk membuat kedok seolah2 ia adalah org yg taat beragama. Saya sudah sering melihat org2 seperti itu, dimana org2 tersebut taat beragama tetapi kelakuan sehari2nya menunjukkan sebaliknya. Bagaimana dgn kasus2 ustad cabul? apakah agama Islam mengajarkan demikian? Tentulah tidak.
Posting Komentar